Burj al Arab

Burj al Arab

Hotel berbentuk seperti layar bergelombang yang menandai sejarah maritime dan kapal perdagangan masa lampau di Uni Emirat Arab, sama unggulnya dengan menra tinggi seperti Gedung Chrysler dan gedung pencakar langit di New York. Walaupun dibangun diatas pasir , hotel ini ditopang secara aman menggunakan 250 tiang beton sepanjang 148 kaki (45 m) di bawah permukaan laut untuk memadatkan batuan dasarnya. Jalan lintasan pendek menggabungkan pulau-pulau ke pulau utama terdekat, menguatkan citra privasi dan keeksklufian untuk mempromosikan hotel dan memenuhi permintaan para pengunjungnya.

Burj berasal dari bahasa Arab berarti “ menara”, biasanya diterapkan untuk bangunan menara yang berdiri sendiri di tengah gurun atau mendominasi lereng bukit di atas kuno kuno. Akan tetapi, tidak ada yang lebih kuno tentang Burj al Arab di Dubai, atau Menara Arab, dan satu-satunya hal yang tidak bisa diterima penduduk Arab adalah masalah anggaran. Namun, jika anda memiliki cukup uang, ada beberapa tempat yang akan menyambut anda dibandingkan dengan hotel terkenal ini, satu-satunya hotel bintang tujuh di dunia.

Simbol Kota

Paris memiliki Menara Eiffel, Sydney memiliki Gedung Opra, London dengan Big Ben, dan San Francisco dengan Golden Gate, begitu pula dengan Dubai, sebuah kota pelabuhan yang masih terbelakang. Kota ini memerlukan symbol untuk mewakilinya, sehingga akhirnya membuat sebuah keputusan ketika kekayaan minyaknya telah mengubah perekonomian kota ini. Simbol tersebut adalah Burj al Arab.

Menara Angin Tradisional

Mungkin kini pendingin udara merupakan cara umum yang diterapkan untuk tetap dapat merasa sejuk di Dubai, tetapi pada masa lampau, panas dari musim panas yang parah diatasi dengan menggunakan menara angin tradisional. Hingga beberapa decade lalu terdapat sebuah bangunan tertinggi yang dapat di Uni Emirat Arab. Alat pendingin yang efektif dan ramah lingkungan ini terdiri dari menara tinggi dengan empat sisi depan gedung yang cekung, sehingga kemanapun angin bertiup, salah satu sisi lengkungan tetap dapat menangkap hembusan angin sepoi-sepoi. Bagian dasar menaranya terbuka untuk membuat angin sepoi-sepoi ini memberikan kesejukan bagi orang-orang yang ada di dalamnya.

Kecepatan angin meningkat seiring dengan semakin tingginya gedung sehingga menara angin dibuat lebih tinggi. Khususnya di cuaca yang panas, kain basah digantung ditempat udara berhembus untuk menciptakan efek uap dingin. Menara angin biasanya dicat dengan warna putih dan menjadi cirri khas di kaki langit Dubai. Kini menara-menara itu telah menghilang dari kota, tetapi masih terdapat menara oase kecil yang terletak di tengah-tengah pohon palma, dan telah dilakukan langkah-langkah untuk menjaga bagian budaya Dubai yang masih bertahan itu.

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


× How can I help you?